Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. M Dengan Harga Diri Rendah
DOI:
https://doi.org/10.24036/jkem.v1i2.23Abstract
Harga diri rendah adalah kunci penting dimana yakin terhadap kemampuannya dalam melakukan suatu perilaku dalam memperoleh hasil yang diinginkan. Memiliki self-efficacy yang tinggi cenderung memiliki keyakinan dan kemampuan untk memperoleh suatu tujuan. Berdasarkan pengambilan data awal di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB Saanin Padang didapatkan bahwa masalah harga diri rendah tahun 2022 terletak pada peringkat ke 4 yaitu 191 jiwa dengan total keseluruhan diagnosa keperawatan yaitu 7.204 jiwa. Data 3 tahun terakhir pada tahun 2020 terdapat 100 jiwa, tahun 2021 terdapat 86 jiwa, dan tahun 2022 terdapat 191 jiwa. Pada tahun 2022 terjadi peningkatan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asuhan keperawatan jiwa pada Ny. M dengan Harga Diri rendah Di Ruangan Melati. Penerapan asuhan keperawatan jiwa pada Ny, M dilakukan selama 7 hari yaitu tanggal 16 s/d 22 Februari 2023. Hasil pengkajian didapatkan Ny. M merasa tidak percaya diri, malu, tiba – tiba diam ketika berbincang mengenai rambutnya, merasa lingkungan menolaknya, dan mengatakan hubungan dengan saudaranya tidak akrab. Beberapa diagnosa yang muncul yaitu harga diri rendah, isolasi sosial, dan defisit perawatan diri. Untuk mengatasi masalah keperawatan diberikan tindakan keperawatan berupa strategi pelaksanaan. Dilakukan pelaksanaan dari perencanaan yaitu dengan membina hubungan saling percaya, memilih kegiatan yang dilakukan, melatih kegiatan yang dipilih, dan memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian. Hasil evaluasi tindakan tersebut yaitu masalah harga diri rendah teratasi. Pada penelitian ini diharapkan Ny. M memahami pemberian perawatan jiwa, begitu juga dengan peneliti, rumah sakit dan pendidikan diharapkan bisa menambah wawasan sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa secara optimal.